pic ''JPNN'' |
Dikutip ''JPNN''
Di desa Loncoh kecamatan Selo ,Banyolali di sana terdapat satu adat
tradisi yang masih bisa di sebut ala berbau mistis,
Karena bagi warga desa Loncah momen lebaran alias hari raya
idul fitri itu bukannya hanya sebagai momen
hari kemenangannya umat islam yang merayakannya saja .
Tetapi juga merupakan sebuah
hari yang selalu dinantikan di
setiap tahunnya oleh para warga yang
tinggal di desa Loncah.
Keunikan yang sangat mencolok untuk di bahas di sini yaitu para warga desa yang
menyajikan berbagai olahan daging
sapi hampir di setiap rumahnya,
hal ini di karenakan para warga yang selalu melakukan iuran
untuk membeli sapi setiap tahunnya , contohnya seperti sekarang setelah lebaran ini para warga desa Loncah akan
melakukan iuran kembali, sebesar 500
ribu dan hasil iuran yang di kumpulkan
tersebut akan mereka belikan sapi, sapi
itu di pelihara dan di biarkan
tumbuh gemuk , untuk nanti di hari lebaran
bisa di potong .
Sapi ini adalah sapi hasil piaraan yang di beli setahun yang
lalu , dan begitu seterusnya,
Untuk iuran ini tidak
di wajibkan untuk para warga agar
mengikutinya, yang tidak mau ikutan
iuran juga tidak apa-apa.
Iuran ini pun di bagi
untuk beberapa kelompok , satu
kelompok terdiri dari 12 keluarga itu rata-rata.
Yang masing-masing
mengeluarkan uang sebanyak di atas tadi yaitu 500 ribu hingga 600 ribu.
Dan sapi ini biasanya akan di potong pada hari kedua lebaran .
Pada malam hari lebaran para pemuda biasanya akan
bermain gitar sambil menyanyi
nyanyi dan memanggang sapi atau membakar sate daging sapi di luar rumah sambil
mengahngatkan badan
Yang sangat menarik pada pesta perayaan hari lebaran di desa
Loncah ini adalah adat kebiasaan mereka
yang tidak pernah melupakan para leluhur
dan nenek moyang mereka,
Pada biasanya mereka
akan menyediakan berbagai sesajen di
rumah-rumah mereka.
Dan sesajen yang biasa di sajikan oleh mereka ada
daun sirih , terus ada juga berbagai jenis rokok yaitu, rokok linting ,
rokok kretek, dan rokok klobot ada juga apem ketan makanan contong, juga
tersedia jadah bakar, senejong. Telur ayam kampung yang di rebus, dan yang
bikin merinding dan mistis adalah ,
adanya kemenyan yang tersedia di wadah
khusus.
Menurut keterangan yang di dapat , semua sesajen yang di sediakan itu mempunyai berbagai makna misalnya, bergabagi rokok yang di sajikan
itu di peruntukan bagi para danyang atau juga leluhur desa.
Jadah bakar di
peruntukkan bagi ki Ki Hajar saloka dan leluhur mereka yang lain,
Dan Apem ketan merupakan sesajen yang mengandung arti sebagai kue
cirri khas lebaran untuk mereka,
Bahkan mereka
juga bilang bahwa dengan menyajikan apem ketan , mereka percaya bahwa para leluhur mereka juga
akan ikutan lebaran,
Namun semua ini di lakukan
hanya untuk menghormati dan mengenang para leluhur dan nenek moyang
mereka,
dan untuk setiap keluarga biasanya mereka menyajikan sesajen
yang berbeda-beda tergantung dari makaknan kesukan leluhur almarhum merekan.
No comments:
Post a Comment